Puisi: Sebuah Penantian

Juli 21, 2018
Sabtu, 21 Juli 2018

Rohmat Bekti Nugroho

Berharap
pada sinar rembulan
yang tertutup awan

Bercerita
pada pelangi
yang hanya sekejap lintasi

Aku masih menanti
munculnya sang mentari
esok hari

Tak pasti
hati jeratkan diri
pada jeruji janji

Sudahlah
tak usah lambungkan harap
biar saja hinggap

Menanti
hadirnya raga
hangatnya jiwa

Apa yang kucari
titian emosi?
atau sekedar imaji?

Lorong waktu
kuhabiskan menantimu
sadarkah kamu?

Kurasa tidak
kecuali aku teriak
hingga tersedak

Bodoh memang
tapi biarlah
tetap menengadah

Berharap
goresan rasa
akan kau hiba

Menantimu
terasa sakit
buatku bangkit

Jenjang ruang
masih kusisakan
agar kau berkenan

Lantunan nada
harmoni fana
sesakkan dada

Jika
enggan tiba
tak mengapa

Tapi
masih saja tak rela
lenyapkan asa

Penantianku
julangkan kalbu
terbangkan rindu

Celoteh pagi
sadarkan diri
tak pantas kau kunanti

Rohmat Bekti Nugroho adalah anggota Perkumpulan Guru Madrasah Penulis (Pergumapi). Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta ini juga merupakan guru bahasa Inggris MTs Negeri 4 Gunungkidul. Selain menulis cerita pendek, Rohmat juga menulis puisi.

Thanks for reading Puisi: Sebuah Penantian | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show comments
Hide comments

0 komentar on Puisi: Sebuah Penantian

Posting Komentar