Tampilkan postingan dengan label Inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inspirasi. Tampilkan semua postingan

Nur Hasanah Rahmawati, 14 Tahun Konsisten Menulis Buku

April 10, 2018
Nur Hasanah Rahmawati
Pergumapi.or.id---Menulis, bagi Nur Hasanah Rahmawati adalah bagian dari kenikmatan hidupnya. Sosok guru yang aktif di dunia penulisan ini, tidak banyak diliput media nasional, namun karyanya menembus batas wilayah. Kecintaannya terhadap dunia tulis-menulis juga mengantarkan guru kelahiran Sleman, 30 Januari 1969 ini mendapat penghargaan Satya Lencana Prestasi Pendidikan dari Presiden Joko Widodo tahun 2015, setelah tahun 2014 ia menjadi juara 1 Guru Berprestasi Nasional Kemenag Pusat, lalu menerima Anugerah API (Apresiasi Pendidikan Islam) dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di tahun yang sama. Disusul tahun 2015 ia terpilih sebagai Delegasi Teladan Nasional dan mendapat penghargaan dari Direktur Pendidikan Madrasah Prof, Dr. Phil. M. Nur Kholis Setiawan, M.A.

Prestasi terkini yang dicapainya adalah terpilih menjadi satu dari 30 Guru Inspiratif Indonesia versi Kemenag Pusat Tahun 2017. Profilnya, bersama 30 Guru Inspiratif lainnya dari seluruh Indonesia, ditulis di buku “Mengawal Generasi Milenial” yang diterbitkan oleh Kemenag RI dengan pengantar langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Guru Bahasa Inggris di MTsN 9 Sleman ini telah menghasilkan lebih dari 40 buku, yang sebagian besar adalah buku pelajaran pendukung mata pelajaran Bahasa Inggris. Buku favoritnya adalah buku setebal 325 halaman berjudul Bedah SKL UN Bahasa Inggris SMP yang diterbitkan oleh Gallery Ilmu Yogyakarta Tahun 2013. Buku-buku lain yang dicetak mayor tersebar di seluruh Indonesia. Terakhir adalah buku pemantapan UNBK Bahasa Inggris berjudul SUN (Sukses Ujian Nasional) yang diterbitkan penerbit Dafa Bintang Reksa, Yogyakarta tahun 2017. Buku tersebut telah terjual kurang lebih 25 ribu eksemplar selama 6 bulan sejak terbit bulan September 2017. Buku yang mengupas tentang soal HOTS sesuai dengan kisi-kisi UN Bahasa Inggris 2018 tersebut hasil kerja bareng dengan guru berprestasi dari Diknas, Aridiyah Niken Harjanti, M.Pd, di mana mereka sama-sama sebagai Instruktur Kurikulum 2013 utusan dari instansi yang berbeda. Atik, nama kecil dari Nur Hasanah Rahmawati adalah intruktur dari Kementerian Agama, sedang Aridyah Niken adalah instruktur dari Diknas.

Buku yang juga fenomenal adalah modul Bahasa Inggris yang diterbitkan oleh LBB Neutron dengan 97 cabangnya se Jawa Bali. Modul tersebut digunakan oleh seluruh siswa di LBB Neutron untuk semua cabang yang mencapai jumlah puluhan ribu siswa. Ia menulis modul LBB Neutron sejak tahun 2013, dan berlanjut hingga saat ini dengan melakukan perbaikan dan revisi modul sesuai dengan perubahan kurikulum dan SKL UN setiap tahunnya.

Kegemarannya menulis buku ajar sudah tampak saat dia menjadi guru Bahasa Inggris tahun 1994, berstatus sebagai PNS dan ditempatkan di MTsN Maguwoharjo yang sekarang bernama MTsN 9 Sleman ini. Bermula dari kebutuhannya sendiri untuk mengajar, ia membuat rangkuman materi mata pelajaran Bahasa Inggris. Hal tersebut dimaksudkan untuk memudahkan anak-anak menerima pelajaran. Materi tersebut digandakan untuk kalangan siswa saja. Setiap tahun ia rajin membuat rangkuman materi.  Pada tahun 2003, rangkuman materi tersebut disusun menjadi diktat dan digunakan sebagai acuan pembelajaran di sebuah Bimbingan Belajar. Beberapa teman guru juga mulai tertarik dengan diktat tersebut. Hingga tahun 2004, Atik, atau Nur, panggilannya di kalangan teman kerja, mendapat tawaran menyusun modul untuk sebuah bimbingan belajar Totalwin College, dan modul tersebut digunakan untuk 5 cabang: Yogyakarta, Surakarta, Malang, Magelang dan Semarang. Bermodalkan semangat dan optimisme yang dibangunnya sendiri, akhirnya Atik dapat menyelesaikan 3 modul, yaitu modul SMP kelas 1, 2 dan 3 dalam waktu kurang lebih satu tahun, dan secara resmi modul tersebut terbit tahun 2005. Itulah buku pertamanya yang dicetak secara massal.

Hal tersebut yang menjadikannya percaya diri untuk melanjutkan mengembangkan “kegemarannya” menulis buku. Apalagi, ia sudah merasakan nikmatnya hasil dari menulis. Selain kepuasan batin, ternyata menulis juga menghasilkan rejeki, baik rejeki berupa materi maupun rejeki amal kebaikan, karena buku tersebut digunakan untuk mengantarkan anak bangsa menyongsong masa depan.

Setelah itu, tulisan-tulisan Atik terus bermunculan. Ia terhitung sangat produktif. Hingga profil ini ditulis, guru yang berperawakan mungil ini sudah menelurkan lebih dari 40 buku, diantaranya buku PR Bahasa Inggris SMP Kelas 7 dan 8 yang diterbitkan Intan Pariwara Surakarta tahun 2007.  Buku Inviting Someone terbit pada tahun 2008, menyusul buku Have a Telephone Talk di tahun 2009 oleh penerbit Pakar Raya Bandung. Pada tahun 2011-2012, dia kembali berkarya dengan membuat LKS Bahasa Inggris untuk kelas 7, 8, 9 pada semester 1 dan semester 2, dan menandatangani kontrak 6 buah buku LKS selama 2 tahun dengan penerbit Mitra Pelajar Klaten.


Tahun 2013, Nur Hasanah Rahmawati mengeluarkan 8 buku, di antaranya Modul Bahasa Inggris untuk Kelas 7, 8, dan 9 yang diterbitkan LBB Neutron, Materi Bahasa Inggris Homeschool Cendekia Yogyakarta untuk SMP kelas 1, 2, dan 3, Bedah SKL UN Bahasa Inggris SMP 2013, serta Modul Bahasa Inggris Kelas 5 dan 6 untuk LBB Neutron.


Berbeda dengan buku-buku yang disebutkan sebelumnya yang berkaitan dengan buku ajar, Atik juga bisa menulis sastra hingga dia melahirkan antologi puisi Kata Hati yang terbit pada tahun 2014, Pul-Pen (Kumpulan cerpen) Panggil Aku Mama, Antologi Puisi (25 penyair) Indonesiaku, buku motivasi (17 penyair) Motivriter terbit di tahun yang sama, serta buku kumpulan puisi Nyanyian Dua Jiwa yang berkolaborasi dengan Driya Widiyana, pengasuh kumandang sastra RRI Semarang, terbit pada tahun 2015 oleh Kaifa Publishing Bandung. 


Meskipun tidak bisa dibilang piawai menulis sastra, Atik pernah menjadi pemenag pertama dalam lomba penulisan FTS (Factual True Story) berjudul Wonder Woman. Puisinya pernah menjadi salah satu dari 35 puisi terpilih dari 750 karya puisi penyair DIY-Jateng dalam event lomba Puisi Jogja II, yang diadakan oleh Minggu Pagi dan Ernawati Foundation, 2013.  Karya cerpennya berjudul “Kelepak Indah Sayap Kupu-Kupu” lolos dalam pemilihan cerpen GPM (Grup Perempuan Menulis) Cirebon, 2013.

Di tempat kerjanya, MTsN 9 Sleman, Atik menjadi Pemimpin Redaksi Buletin Matsama, wadah siswa menyalurkan bakat menulis dan mengembangkan literasinya, yang terbit enam bulanan. Bulan Desember tahun 2017 kemarin Matsama terbit untuk edisi ke 9. Buletin Matsama yang ia pimpin berhasil menjadi pemenang dalam lomba pembuatan buletin Madrasah tingkat DIY yang diadakan Kanwil Kemenag DIY tahun 2014.

Masih di tahun 2014, meskipun Atik juga suka menulis sastra, dia tetap tidak bisa meninggalkan menulis buku ajar. Passionnya dalam menganalisis materi telah mendarah daging, sehingga untuk menulis buku ajar, ia tak pernah mengalami kesulitan berarti. Ia memang detil memahami kompetensi dasar mata pelajaran ataupun kisi-kisi UN. Ia merasa hal itu wajib dilakukan guru agar dapat menyiapkan materi yang tepat bagi anak didiknya. Terutama saat perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013, ia melakukan analisis KI, KD dan silabus. Hasil analisisnya menjadi acuan ia menulis buku. Dia melihat kondisi di lapangan, bahwa banyak guru yang masih merasa kebingungan dengan perubahan kurikulum. Apalagi ketersediaan buku sangat terbatas. Ditambah lagi, buku yang ada masih belum memenuhi tuntutan KD pada silabus K-13. Itulah yang mendorong Atik untuk menciptakan buku pendamping K-13, yang sangat dibutuhkan oleh para guru.

Buku pendamping K-13 pertama yang ia susun adalah berjudul Enjoy Your Activity VII, adalah buku Pengayaan K-13 untuk kelas 7 yang diterbitkan Azza Grafika, Yogyakarta serta buku Let’s Talk VIII diterbitkan oleh penerbit yang sama tahun 2015. Penerbit Meda Sejati Kendal juga menerbitkan buku karya bareng dengan MGMP Bahasa Inggris Diknas, berjudul Buku Ajar Bahasa Inggris kelas 7, 8, dan 9 Semester 1 dan 2 Tahun 2015 dan 2016. Sedangkan di awal tahun 2017, dia membuat Buku Pengayaan Kurikulum 2013 berjudul Complementary Book For English IX bersama MGMP Bahasa Inggris Kemenag yang diterbitkan Karya Edukasi Yogyakarta, serta buku Sparkling English VII, VIII, IX, untuk semester 1 dan 2 diterbitkan pula oleh Meda Sejati Kendal Jawa Tengah.

Masih di tahun 2017, Atik atau Nur menulis buku hasil analisis kisi-kisi UN 2017, yaitu buku UN 2018, Get Ready for It yang diterbitkan oleh Meda Sejati, serta buku SUN (Sukses Ujian Nasional) yang diterbitkan oleh Dafa Bintang Reksa Yogyakarta.

Saat ini, Atik masih aktif menulis. Ia baru saja menyelesaikan modul terbaru edisi revisi untuk kelas 7 dan 8 LBB Neutron, (Modul kelas 9 masih dalam proses). Beberapa buku pengayaan pembelajaran juga sedang ia kerjakan, yaitu buku-buku pengayaan pembelajaran Bahasa Inggris SMP, seperti Buping (Buku Pendamping) Bahasa Inggris VII, VIII, IX, yang akan diterbitkan oleh Karya Edukasi dan rencananya akan dilauncingkan pada tahun ajaran baru ini. Buku lainnya yang sudah ada kesepakatan dengan penerbit adalah buku Analisis UN 2018, buku Prediksi UN 2019, Bank Soal Bahasa Inggris SMP, dan buku Functional Text and Short Functional Text for SMP,  yang ditargetkan bisa terbit tahun 2018-2019.

Di samping menulis untuk dirinya sendiri, ia juga menjadi koordinator penulis Buping (Buku Pendamping) kelas IX untuk 11 mapel  yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, PPKn, Bahasa Arab, Akidah Akhlak, Fiqih, SKI dan Quran Hadist. Ia menggandeng teman-teman guru untuk menyusun buku tersebut, dan menjembatani para penulis dengan penerbit hingga buku tersebut layak cetak. Tahun 2017 buku 11 mapel tersebut berhasil diterbitkan oleh Karya Edukasi dan digunakan oleh madrasah-madrasah di DIY. Saat ini, Karya Edukasi juga sedang menunggu proses penyusunan buku pendamping 11 mapel untuk kelas VII dan VIII dan akan diedarkan untuk daerah-daerah di Yogyakarta dan sekitarnya. Dan istimewanya, beberapa penulis buping 11 mapel tersebut beberapa diantaranya adalah anggota Pergumapi.

Sebagai pengurus Pergumapi bidang Penulisan Buku Ajar, Atik berupaya untuk membantu menyalurkan kemampuan para anggota Pergumapi yang memiliki talenta menulis buku ajar, dengan memfasilitasi teman-teman penulis Pergumapi kepada penerbit. Berbekal kepercayaan penerbit terhadapnya, maka baru-baru ini Atik juga berhasil menggandeng beberapa anggota Pergumapi untuk bekerjasama dengan penerbit dalam menyusun Buku Pendamping K-13 untuk SD (Sekolah Dasar).

Menurut Atik, menulis adalah kenikmatan. Banyak orang bilang gagal menulis karena tidak ada bakat. Dia bilang bahwa menulis bukan soal bakat-bakatan. Menulis adalah keterampilan, dan bisa dikembangkan dengan latihan. “Siapa pun Anda, apapun profesi yang dipilih, Anda bisa menjadi penulis tangguh,” katanya. Ia menambahkan bahwa kemampuan menulis juga akan mengakselerasi karier siapa pun di bidang apa pun. Semua profesi, seperti guru, dosen, ustaz, peneliti, rohaniawan, pekerja profesional, dokter, konsultan, pebisnis, pekerja sosial, politisi, dan lainnya, pastilah akan memiliki karir yang jauh melesat dibandingkan jika tidak memiliki kemampuan menulis.

Selain menjadi guru Bahasa Inggris dan aktif menulis, Atik juga menjadi Instruktur Kurikulum 2013 DIY sehingga sering menjadi narasumber terkait pengembangan kurikulum di DIY. Di samping itu, dia juga sebagai tim Bedah Kisi UN SMP bersama instruktur Diknas DIY, dan sering mendapat tugas sebagai narasumber pada beberapa kegiatan seperti Bedah SKL Bahasa Inggris, Diklat Penulisan Karya Tulis, Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran, Workshop Pembuatan Soal-Soal HOTs, serta juri sekaligus pembimbing dalam pendampingan calon Guru Berprestasi dan Kepala Berprestasi DIY (2015-2017) untuk melaju ke tingkat Nasional.

Saat ini, Atik aktif dalam kegiatan tim Jurnalis Humas Kanwil Kemenag DIY. Ia dan beberapa jurnalis lainnya sering mendapat tugas meliput kegiatan-kegiatan yang dihelat oleh Kemenag DIY, dari skala daerah hingga Nasional, yang dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin beserta ibu. Sejak tahun 2015, ia menjadi tim pereview Jurnal Kemenag DIY, serta koordinator Forum Ketua-Ketua MGMP Mapel Kabupaten Sleman. Dia juga menulis beberapa artikel yang telah dimuat di media cetak seperti koran Kedaulatan Rakyat, Bernas Jogja, Republika, Majalah Bakti (Kemenag DIY), Majalah Candra (Dikpora DIY).

Ia mengaku sejak kecil suka menulis; puisi, cerpen dan diary. Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, ia beberapa kali memenangkan lomba menulis. Lulus SD, Nur Hasanah muda melanjutkan sekolah di MTs Al-Mu’min Solo. Selepas dari MTs, ia kembali menjatuhkan pilihan studinya ke Madrasah pula, yaitu MAN I Yogyakarta. Ia mengambil kuliah di IKIP Yogyakarta Jurusan Bahasa Inggris dan kembali kuliah di STAIN Surakarta Jurusan Tarbiyah dan lulus tahun 2002. Atik meraih gelar Magister Management (MM) jurusan Sumber Daya Manusia berkat beasiswa dari lembaga pendidikan swasta dimana ia dianggap banyak berkiprah di sana.

Atik sangat bersyukur, bahwa prestasi dan penghargaan yang diraihnya tak lepas dari kegemarannya menulis. Sungguh, menulis membawa berkah buatnya. Ia lebih bersyukur lagi tatkala tahun 2008, berkat karya tulis dan buku yang dihasilkannya, ia bisa lulus sertifikasi dan medapatkan tunjangan profesi melalui penilaian portofolio, tidak harus mengikuti PLPG. Rasa syukurnya semakin bertubi ketika hasil karya tulisnya memuluskan jalan untuk meraih kenaikan pangkat menjadi Pembina Tk I golongan IVB di tahun 2016.
Nur Hasanah bersama Menag Lukman Hakim Saifuddin
Di akhir perbincangan, Atik atau Nur, mengungkapkan rasa terharu, bahagia dan bangga,  karena apa yang telah ia lakukan selama ini, yang bermula dari menulis, lalu berprestasi akhirnya mendapat penghargaan dari Bapak Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, serta mendapat perhatian khusus dari Bapak Presiden Jokowi. Itu menjadi penyemangatnya untuk lebih mengembangkan diri terutama pada spesifikasinya menulis buku ajar. Ia mengatakan akan terus berusaha lebih baik. “Menjadi anggota sekaligus pengurus di Pergumapi ini menjadi wadah  saya untuk lebih banyak belajar dan mengembangkan diri bersama teman-teman penulis hebat lainnya”, tegasnya.

Terhitung sejak 2005 hingga saat ini, 14 tahun sudah ia menjalani kegiatan menulis buku ajar. Dan itu ia lakoni dengan niat berjuang fi sabilillah, menebar manfaat terhadap sesama melalui talenta yang ia punya. Apalagi ia mengatakan bahwa kini saatnya guru madrasah unjuk gigi, tampil di depan, menjadi inspirator guru lainnya di seluruh Indonesia.  Sudah terbukti banyak guru madrasah yang cemerlang kiprah dan prestasinya di kancah pendidikan, tidak kalah dengan guru sekolah umum.

“Saya tak akan berhenti belajar, tak akan lelah menulis, bahkan semakin bersemangat untuk menebar kebaikan melalui tulisan. Tak perlu mengajak orang lain naik ke atas bukit untuk melihat langit, cukup dengan tulisan, kita bawa mereka memandang dunia”, pungkasnya. (*)

Kuliah Daring: Hasilkan 496 tulisan, Kholif menjadi ASN Berbudaya Kerja Kemenag Bantul

April 08, 2018
Kholif Diniawati (kanan) dan Isti Bandini.
Yogyakarta, Pergumapi.or.id–Kuliah daring atau online menjadi salah satu magnet Pergumapi (Perkumpulan Guru Madrasah Penulis). Acara yang menggunakan fasilitas grup WhatsApp itu dilaksanakan oleh Pengurus Bidang Diklat Pergumapi,  Ruba Nurzaman dan Edy Purwanto. Tema yang diangkat beragam, disesuaikan dengan keahlian dan atau kebutuhan anggota.

Sabtu (7/4) lalu, tema yang diangkat adalah “Menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) Berbudaya Kerja dan Berprestasi”.  Narasumber yang ditampilkan adalah Kholif Diniawati, M.Pd.B.I., anggota Pergumapi dari Kabupaten Bantul serta guru Bahasa Inggris MAN 3 Bantul. Moderator kegiatan tersebut adalah Isti Bandini, M.Pd. anggota Pergumapi yang juga dari Bantul dan berstatus guru BK MTsN 3 Bantul.

Kholif meraih Juara 1 ASN Berbudaya Kerja versi Kemenag Kabupaten Bantul serta meraih Publikasi Award dari Kanwil Kemenag DI Yogyakarta. Sementara itu, Isti Bandini menjadi runner-up ASN Berbudaya Kerja Kemenag Bantul dan juga meraih Publikasi Award dari Kanwil Kemenag DI Yogyakarta.

Dalam paparannya, Kholif menyampaikan bahwa prestasi yang diraihnya itu banyak didukung oleh tulisan yang dihasilkannya. Dalam dua tahun terakhir Kholif menulis 400 tulisan di website Kemenag DI Yogyakarta, 5 tulisan di website Kemenag RI, serta 91 tulisan di media cetak.

Untuk menghasilkan karya sebanyak itu, Kholif mengaku menulis setiap hari. Bahkan, tidak jarang dirinya menulis hingga larut malam.

“Saya menulis setiap hari dan bahkan sampai larut malam, hal ini saya lakukan karena saya merasa menulis bukan lagi kewajiban melainkan suatu kegiatan yang menyenangkan, karena tulisan saya cenderung memberitakan madrasah, tempat kerja dan ladang amal saya, jadi dalam benak saya selalu beranggapan bahwa menulis merupakan realisasi kesyukuran saya atas ladang kerja dan ladang amal yang disiapkan Allah untuk saya, sehingga saya harus menjaga, merawatnya dan sebisa mungkin berupaya mengembangkan melalui potensi menulis yang saya punya walau hanya sederhana,” ungkap lulusan Program Pascasarjana Universtias Ahmad Dahlan itu ketika menjawab pertanyaan dari Ayu Dewi Ansori.

Kholif menjelaskan, dirinya menulis saat sedang tidak mengajar. Lebih sering kegiatan itu dilakukannya pada malam hari. Dirinya mengaku termasuk orang yang sulit tidur. Jadi, memanfaatkan waktu tersebut untuk bekerja. Ketika mengalami jenuh, Kholif mencoba berpikir bahwa kemampuannya adalah dalam bidang menulis dan itulah yang bisa disumbangkannya kepada madrasah tempatnya bekerja.

Beberapa penanya lain mencoba menggali informasi lebih banyak tentang kiprah Kholif dalam bidang tulis-menulis sehingga menjadikannya ASN berprestasi. Siska Yuniati misalnya, bertanya tentang kiat Kholif mengumpulkan data sehingga menulis dengan baik.

Menanggapi pertanyaan itu, Kohlif menjelaskan, dalam menulis berita dirinya membuat format dalam lembaran khusus. Lembaran itu dibagikannya kepada siswa atau panitia kegiatan. Data itu dijadikannya sebagai bahan menulis berita ditambah pernyataan pejabat terakait.

Semua aktivitas tersebut dilakukan Kholif secara ikhlas dengan mengharap rido dari Allah. Dengan begitu, dirinya bisa bekerja dengan senang sambil menikmati hidup.

Pada catatan penutupnya, Kholif menyampaikan bahwa untuk meraih prestasi seperti ASN Berbudaya Kerja, salah satu kunci keberhasilannya adalah ketekunannya dalam mengarsipkan karya-karya yang telah dihasilkan. Arsip tersebut dibuatnya dalam bantuk cetakan. Menurutnya, penilai membuktikan kinerja kandidat dari bukti yang dapat ditunjukkan, bukan dari proses yang dilakukan.

Bisa saya simpulkan hal terpenting untuk menjadi ASN Berbudaya Kerja adalah melaksanakan tugas sesuai jabatan yang diberikan dalam instansi kita/madrasah, serta mengarsipkan seluruh hasil kerja kita dalam bentuk cetakan/visual. Karena penilaian lebih cenderung melihat hasil karya, penilaian tidak melihat proses tetapi hasil dari kerja sebelumnya. Namun perangkat pembelajaran yang lengkap juga menjadi bagian penilaian termasuk prestasi yang kita peroleh dalam pengembangan diri maupun dalam pendampingan dan pembimbingan siswa yang menjadi tugas pokok kita sebagai guru,” tutup Kholif. (ist)

Najmah Katsir, Kepala Madrasah yang Menghidupkan Sekolah Hampir Mati

Februari 15, 2018
Dr. Najmah, foto: Sabjan Badio
PERGUMAPI.or.id--Pada ujian nasional tahun 2005,  MTs Nahdlatul Ulama (NU) di Pakis, Malang, Jawa Timur,  hanya bisa meluluskan 8 siswa dari 55 siswa kelas IX. Kepercayaan kepada sekolah itu menurun drastis. Di puncak krisis kepercayaan masyarakat inilah, Najmah Katsir, wanita kelahiran di Malang jawa Timur 12 Juni 1968,  hadir menjadi Kepala Sekolah yang menghidupkan sekolah yang hampir mati tersebut.

Kala itu, MTs NU Pakis memiliki label kuat “La yamutu wala yahya. Tidak bermutu dan tidak memiliki biaya?”. Naj’mah yang baru beberapa bulan menjadi guru bantu atau DPK tidak putus asa saat mengetahui dirinya secara aklamasi terpilih sebagai Kepala Sekolah.

Satu hal yang membuat Naj’mah masih optimis kala itu. MTs NU Pakis sudah cukup tua sejak beroperasi tahun 1967 dan berada di lingkungan warga NU (Nahdliyin), lagipula sebenarnya madrasah ini sudah memiliki hati di tengah masyarakat.

“MTs NU memiliki potensi untuk berbenah bahkan berprestasi di kemudian hari.”  Keyakinan itulah yang terus memacu Naj’mah untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas siswa yang hanya tinggal 152 orang.

Tak mudah memang di akui Naj’mah berbenah dari mulai administrasi yang tidak tertata, semangat siswa yang tinggal sisah karena harus masuk siang (harus berbagi tempat dengan MI), dan guru-guru yang hanya menerima apadanya.

Langkah pertama yang dibangun Naj’mah di kalangan guru dan siswa ada tiga hal; keyakinan, percaya diri dan semangat.

Memulai Gebrakan

Langkah kongkrit Naj’mah terlihat dari group drum band beberapa bulan kemudian yang berkeliling kampung, berbarengan dengan launching seragam baru para siswa.

Setelah itu, tidak boleh ada siswa yang datang kesiangan. Rupanya di sinilah kecerdikan Naj’mah. Para siswa tidak akan malas-malas lagi jika mereka memiliki kegiatan yang disukai dan membuat mereka sibuk. Yang lebih penting dari berbagai kegiatan adalah membuat anak-anak percaya diri.

Satu tahun berlalu, dimulailah event kompetisi pertama ajang Pramuka se-Malang Raya. Tak banyak yang dituntut Naj’mah pada siswanya. Tak harus menang katanya. Cukup mereka tahu bagaimana berhadapan dengan sekolah-sekolah lain. Praktis, event pertama itu tak membuahkan apa-apa.

Namun  pada ajang-ajang yang sama berikutnya pantang MTs NU Pakis tak membawa Tropi piala. Hingga saat ini sosok kepala sekolah yang dicintai siswa dan masyarakat itu menargetkan 100 tropi dalam setahun.

Menciptakan Lingungan yang Bersih dan Higinis

Naj’mah adalah sosok guru yang sedari awal sudah mempunyai mental disiplin. Langkah berikutnya yang ia lakukan adalah membereskan kamar kecil. Jagan sampai ada toilet yang kotor dan Bau. Tukang kebun dengan gaji diatas Kepala Sekolah mungkin baru bisa ditemui di MTs NU Pakis ini. Praktis setelah itu, tag lines: Clean dan hygienis menjadi sakral di lingkungan keluarga besar MTs NU Pakis itu.

Tak berhenti di situ, tak puas dengan bersih, revolusi hijau dilakukan. “Saya tidak ingin ya, identik hijau NU itu hanya dalam cat tembok sekolah ini. Gerakan hijau harus benar-benar disuguhkan oleh tumbuhan dengan back to natural,” katanya. Ia sukses  meramaikan lingkungan madrasah dengan aneka tumbuhan.

Target berikutnya adalah menghilangkan prilaku warga MTs NU “semau gue” atau seenaknya sendiri, dalam hal apapun tanpa terkecuali. Merokok dalam hal ini yang paling tidak disuka oleh Naj’mah. Sukar dan sulit memang.

“Saya tidak melarang, cukup tidak merokok didepan saya dan murid. Tapi setiap saat saya keliling,” ungkapnya sebarengi tawa. Jelas saja, No Smoking kemudian menjadi budaya dengan sendirinya. Bagaimana tidak, merokok di depan kepala sekolah tidak mudah bagi guru-guru cowok karena hampir tiap menit Kepala Sekolah satu ini keliling.

Tak mudah memang di akui Naj’mah berbenah dari mulai administrasi yang tidak tertata, semangat siswa yang tinggal sisa karena harus masuk siang (harus berbagi tempat dengan MI), dan guru-guru yang hanya menerima apa adanya.

Langkah pertama yang dibangun Naj’mah di kalangan guru dan siswa ada tiga hal; keyakinan, percaya diri dan semangat.

Lingkungan yang kondusif sudah terbangun, selanjutnya prestasi harus terukur. Begitulah target sosok Naj’mah Katsir.

Revolusi Pembangunan

Mimpi yang dibarengi usaha menjadi keyakinan tersendiri bagi Naj’mah bahwa Tuhan akan selalu mewujudkannya. Tak pelak, hari yang penting yang membawa ekspansi wilayah MTs NU pun tak akan pernah dilupakan Naj’mah dan team guru. Tamu bule tiba-tiba mendatangi MTs NU yang tak lain dari Bank Pembangunan Asia, Asia Development Bank (ADB). Belakangan Naj’mah tau, ADB bekerja sama dengan Departemen Agama (sekarang kementrian Agama) meluncurkan program Madrasah Education Development Project (MEDP).

Dengan kerja keras dan kepandaiannya bantuan yang dikucurkan sebesar Rp. 1,250 Milyar digunakannya se-efisien mungkin tanpa tergoda korupsi.

Namun justru pada tahap inilah, Naj’mah, para guru dan pengurus MTs NU diuji, keikhlasan dan ketulusannya dalam mengabdi. Sebelum pencairan dana, semua guru sepakat untuk ekspansi wilayah, namun uang siapa yang akan dibuat untuk membeli tanah? Mengingat dana bantuan tidak bisa dipergunakan membeli tanah.

Di sinilah Najmah memberanikan diri mengajak para pengurus untuk iuran atau urunan. Niat baik Najmah tersebut disambut baik oleh dewan pengurus  salah satunya Bapak Lukman Hakim (Adik kandung Bapak Syamsul Hadi, yang sekarang menjadi ketua pengurus) memberi Rp. 25 juta. Pak Mahmud pun membayar iuran dengan jumlah yang sama. Sisanya adalah urunan para guru dan menggerakkan sadar infaq.

Sungguh upaya dan kekompakan yang luar biasa, terbelilah tanah warisan H. Rouf, yang tidak jauh dari Madrasah yang tidak lain waqaf dari beliau. Tanah seluas 750 meter persegi terbeli dengan lancar, dan Naj’mah hanya menunggu cairnya ADB untuk mewujudkan memiliki ruang terpisah dengan Madrasah dengan semangat memperbaiki semangat guru dan siswa didik nantinya.

Hari bahagia itu tiba, pencairan pertama sebesar Rp. 800 juta, digunakan untuk membangun 2 ruang kelas, 1 ruang laboratorium IPA, dan 1 ruang UKS.

Gong pembangunan  itu dimulai dengan tumpengan, suasana haru, syukur, dan penuh harap itu dirasakan bersama. Dan tidak disangka-sangka Naj’mah diminta untuk melakukan ritual peletakan batu pertama, dia merasa tidak pantas tapi keadaan sudah mendesaknya, sambil menitikkan air mata bahagia, dia melaksanakan dengan penuh suka cita.

Diawali prestasi di setiap kompetisi, Naj’mah menumbuhkan rasa percaya diri dan menciptakan citran MTs NU yang baik di masyarakat. Keyakinan akan terus maju ahirnya menjadi keyakinan bersama dari rasa percaya diri tersebut, karyalah buah dari kerja keras Naj’mah yang tidak henti-henti mendapatkan penghargaan yang layak. Pengurus dan tenaga didik menjelma menjadi team hebat. Puncaknya, terhitung sejak 43 tahun berkiprah, madrasah yang merupakan ikhtiyar santri NU itu, lebih diseriusi dengan cara masuk pagi.

Tidak ada lagi murid tidur di kelas, tidak ada lagi guru kecapean karena harus berbagi tenaga samba mengajar dipagi harinya. Semua serba fresh,  dari kerja keras inilah MTs NU berbenah dari sebelumnya terakreditasi B mendapatkan Akreditasi yang layak menjadi A. MTs ini tidak lagi menjadi second option.

Hasil yang nyata telah dibuktikan Naj’mah, kualitas guru yang terus didorong prouktif menghasilkan lulusan-lulusan terbaik dan berprestasi, sungguh Cita yang mulanya adalah Mimpi, “Kenapa sih mbak takut bermimpi, toh bermimpi itu tidak bayar, baru setelah itu harus dibarengi dengan usaha” paparnya dengan senyum merekah.

Menyekolahkan Guru, Memenangkan Lomba Leadership Madrasah

Masa-masa berikutnya semakin mudah, hingga cairnya dana tahap ke tiga ADB untuk menggenapi Rp. 1.250 Milyar, rupanya keberkahan atas kinerja team benar-benar menuai hasilnya.

Setelah tuntas terealisasikan semua penggunaan dana berikut perencanaan pembangunannya, MTs NU Pakis mendapatkan penilaian Excelent dari ADB, yang menyatakan terbaik nasional dari 500 Madrasah sasaran MEDP se-Indonesia, tak tanggung-tanggung hadiahnya 1 Milyar yang diperuntukkan untuk pembangunan fisik melengkapi fasilitas kelas berbasis tecno class,  pelatihan guru Matematika tingkat Nasional.

Keberkahan itu terus beruntun. Puncaknya, Najmah Katsir yang membawa MTs NU semakin di depan dan mendapatkan banyak penghargaan. Najmah sendiri memenangkan Lomba Leadership Madrasah Tingkat Nasional Tahun 2012, atas prestasi makalahnya berjudul “Keniscahyaan MTs NU Pakis menuju Madrasah Kompetitif dan Saintifik Melalui Kepemimpinan yang Efektif,” ujar Ibu dari dua anak tersebut.

Menurutnya, pembangunan fisik harus sebangun dengan peningkatan kualitas guru, seketika tiga guru dikuliahkan S-I di Universitas Negeri Malang; Tri Agung Yoga Prasojo guru prodi Matematika, Nasai guru prodi Bahasa Indonesia dan Abdul Rokim guru prodi Bahasa Inggris, “Team itu harus kuat, sistem itu harus mantab dengan kualitas yang ter up–grade,” kata Najma.

Menurut Naj’mah, sosok kepala sekolah itu harus visioner, dia harus mampu menwarkan konsep dan sistem yang berjalan. Agar jika suaktu-waktu Naj’mah tidak ada, sistem itu akan berjalan apik dengan sendirinya. Untuk membenahi MTs NU Pakis dari tidak memiliki apa-apa dengan guru yang minim semangat, siswa yang nyaris hanya mengincar Ijasah dan laporan-laporan yang tidak ada ujungnya alias amburadul tidak harus dipikir jelimet. Cukup memilih orang yang mau bekerja, membangun mental untuk terus berkarya itu sudah cukup. Sumberdaya manusianya dulu yang harus dibenahi terlebih dahulu menurutnya.

Ketegaran dan istiqomah Naj’mah sungguh bisa dibanggakan di kancah Nasional. Tidak banyak kata-kata kedisiplinan, kebersihan atau sebagainya di sekolah tersebut, namun semuanya terbangun atas kecenderungan pribadi masing-masing.

Slogan, Ubudiyah Istiqomah, Akademik Istimewa, Non Akademik Luar Biasa menjadi kekuatan dialam bawah sadar masing-masing insan di sekolah tersebut.

Pukul 06.30 pagi, semua siswa sudah berkumpul di Aula untuk sholat Dhuha, selepas itu satu hingga dua siswa naik ke podium untuk berkultum secara bergantian tiap harinya, siang sholat berjama’ah dilanjutkan hafalan ayat, Asar berjama’ah dan kemudian pulang membawa berkah. Itulah rutinitas yang dibangun yang sekarang tanpa aba-aba sudah langsung bisa bergerak dengan sendirinya, tidak perlu banyak peraturan namun kesadaran dan Inovasi sudah terbangun sedari awal. Tentu tanpa mengenyampingkan prestasi akademik dan non akademik.

Sudah ratusan Tropi diperoleh oleh MTs NU, baik dalam olimpiade Matematika, Ipa, Dai tingkat Nasional, Mading Juara I Nasional, Pramuka yang tidak pernah ketinggalan hingga Music yang selalu menjadi unggulan. Maka bukan utopis sekarang Naj’mah selalu menyemangati siswa-siswi didiknya bahwa tiap tahun minimal harus 100 Tropi diperoleh.

Naj’mah memang tipikal akademik sejati yang tidak pernah puas akan pencapaian yang telah ia raih, kedepan mimpinya adalah membangun Asrama untuk siswa dan MA Hafidz, karena nampaknya sosok cantik satu ini melihat potensi-potensi itu ada dan patut dibina dengan baik untuk selanjutnya dikembangkan.

Prestasi Najmah

Pendidikan Najmah berlanjut, SI Sastra Indonesia di IKIP Malang, kemudian Program Magister Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Islam Malang tahun 2007, dan ditahun 2009 ia melanjutkan S3nya pada jurusan yang sama di UM.

Sejak 1988 hingga 2005 ia mengajar matapelajaran Bahasa Indonesia di SMP NU Pakis Malang. Tahun 2005 ia diangkat sebagai PNS /Guru Departemen Agama dan dipekerjakan (DPK) di MTs NU untuk mengajar mata pelajaran yang sama. Hingga menjadi Kepala Sekolah dipertengahan 2005.

Di tengah kesibukannya  dinas sebagai guru dan kepala madrasah serta Studi S3. Dia diberi amanat untuk mengembangkan program pengembangan madrasah (MEDP-ADP kementria agama RI) di MTs NU Pakis Malang. Ia berhasil menyusun rencana pengembangan madrasah yang berbentuk Madrasah Development Plan (MDP) tahun 2009 sampai 2012 telah diberi predikat Excellent untuk implementasi program pengembangan dari 500 madrasah se-Indonesia oleh Asia Deveopment Bank (ADB).

Pada akhir 2012 Najmah menulis artikel berjudul Keniscayaan MTs NU Pakis menuju madrasah kompetitif dan saintifik dengan kepemimpinan Efektif. Ia dinobatkan menjadi juara satu tingat nasional dalam lomba Leadership Madrasah oleh Kementrian Agama.pada tahun 2013 hingga 2015. Ia juga menjadi anggota tim penyusun modul untuk pengembangan keprofesionalan berkelanjutan kepala sekolah (PKB-KS SMP/MTs) di pusbangtendik kemendikbud Republik Indonesia.

Tahun 2016, Ketua Bidang Penerbitan Perkumpulan Guru Madrasah Penulis (Pergumapi) ini berhasil meraih gelar doktor dari Universitas Negeri Malang setelah mempertahankan disertasi berjudul Pengembangan Bahan Ajar Membaca Cepat Berbasis Skemata Menggunakan Media Interaktif Moodle Untuk Siswa SMP/MTs. (Sumber: Shobariyah Jamilah/MINA)