Puisi: Akhir Hariku

Februari 08, 2018
Kamis, 08 Februari 2018
Ranselhitam.com
Bersandar di bahu senja
Coba ratapi tiga dasawarsa
Tentang apa yang kupunya
Tentang apa yang kan kubawa

Ini bukan mengenai harta
Bukan pula belahan jiwa
Dengan apa membayar harga
Usia seketika berkalang tanah

Inilah aku…
Sengit mengangkangi simpulan kalbu
Menenggak ranumnya dunia
Mengoyak santun yang tersisa

Inilah aku…
Beringas ditunggangi nafsu
Porandakan kebajikan
Tak hiraukan hari pembalasan

Acap kali tak ukur diri
Merasa ibadah paling berarti
Bergegas di antara panji
Berkoar suci pekerjaan hati

Kini hati berbinar rindu
Kuliti jelaga kalbu
Wahai pemegang jiwaku
Masih dapatkah ku ulur waktu

Bilik hati dipenuhi doa
Harap memelas seiris berkah
Dari yang Maha Segala
Hingga tangguh waktuku tiba

Tercekat raga segera berpaut
Bengis maut mampir merenggut
Tebusan tawa dunia
Meninggalkan raga tak bernyawa

Inilah aku…
Meringkuk kaku terbuai bisu
Selaksa lidah ciptakan kelu
Berhujam siksa dipukul dipalu

Inilah aku…
Merangkak mengerang memohon padaMU
Jauhkan aku dari pilu
Ambilkan kebaikan untukku

27 Mei 2017

Eza Avlenda, M.Si. adalah guru MTs Negeri 1 Kota Bengkulu dan Wakil Ketua Umum Pergumapi. Puisi ini disiarkan pertama di Antologi Puisi Ultah Kesatu Kopra (Soega Publishing, 2017).

Thanks for reading Puisi: Akhir Hariku | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show comments
Hide comments

1 komentar on Puisi: Akhir Hariku