Pembelajaran Ala Corona

Mei 27, 2020
Rabu, 27 Mei 2020
Aktivitas siswa-siswi MI Nurul Huda 2 selama belajar jaraj jauh di rumah.

Lailatul Fitriyah, S.Pd.I.
Guru MI Nurul Huda 2 Surodinawan Kota Mojokerto, Anggota Pergumapi

Pergumapi.or.id--Banyak kisah yang berawal dari sekelumit virus corona yang punya hobi pelesiran keliling dunia. Berangkat dari Wuhan, sebuah kota di negeri Tiongkok nun jauh di sana, corona mengawali perjalanannya. Banyak negara yang disinggahinya. Termasuk Indonesia juga menjadi pilihan untuk tempat persinggahannya. Sepertinya mereka betah untuk berlama-lama di tempat persinggahannya. Tragisnya mereka juga tega menebarkan tha’un alias wabah yang menyedihkan di tempat persinggahannya.

Virus corona yang diketahui menyerang saluran pernapasan ini dapat ditularkan melalui droplet atau tetesan air liur dari pasien yang positif terinfeksi virus corona kepada orang lain. Oleh karena itu para ilmuwan, pihak pemerintah, dan tim kesehatan di seluruh dunia menghimbau warganya untuk menjaga jarak fisik (physical distancing), mencuci tangan menggunakan sabun, memakai masker, menghindari tempat yang ramai atau kerumunan, dan di rumah saja atau tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan yang mendesak. Adapun himbauan terkini dari pemerintah adalah ibadah di rumah walaupun di bulan Ramadhan dan tidak mudik waktu lebaran demi memutus penyebaran virus corona. 

Untuk menjalankan himbauan pemerintah, semua instansi baik pemerintah maupun swasta melakukan kebijakan bekerja dari rumah atau Work from Home. Semua lembaga pendidikan pun diwajibkan melakukan kegiatan belajar di rumah atau Learn at Home. Berbagai aplikasi pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi banyak ditawarkan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Mulai dari E-learning, Google Classrom, Ruang Guru, Quiper, dan banyak lagi. Pembelajaran jarak jauh ini merupakan dunia baru bagi siswa dan juga guru. Banyak hal baru yang harus mereka pelajari yang membutuhkan kreatifitas, inovasi, dan juga kesabaran tingkat tinggi. 

Awalnya para siswa bersukaria dan menikmati belajar di rumah, karena dianggap menyenangkan dan mereka bisa sering-sering memegang gawai. Semua tugas yang diberikan guru melalui daring mulai dari tugas pelajaran sekolah sampai pendidikan kecakapan hidup hingga kegiatan ibadah. Siswa harus mengerjakan tugas disertai bukti fisiknya, yaitu foto atau video baik itu proses maupun hasil pekerjaan mereka. Banyak foto dan video yang memenuhi galeri gawai mereka sebagai bukti fisik tugas yang mereka kerjakan untuk dikirimkan kepada gurunya. Para siswa lebih ekspresif dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Dalam hal ini guru juga dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam memberikan pembelajaran jarak jauh agar tidak membosankan tetapi juga tidak boleh terlalu membebani siswa.

Bagi siswa sekolah menengah, mungkin dalam mengerjakan tugas daring mereka tidak begitu melibatkan orang tua. Tetapi bagi siswa sekolah dasar, keterlibatan orang tua sangatlah dominan. Baik itu dalam proses pengerjaan tugas maupun pengiriman bukti fisik hasil pengerjaan tugas mereka kepada gurunya.

Waktu terus berjalan tanpa tahu kapan pembelajaran jarak jauh ini berlaku. Kebijakan perpanjangan demi perpanjangan belajar di rumah berulang kali diberlakukan untuk sekolah. Suntuk, jenuh, dan bosan mulai melanda mereka. Mereka jenuh belajar di rumah. Mereka bosan hanya belajar melaui gawai saja. Mereka merindukan sekolah, merindukan guru, dan juga merindukan teman-temannya. Begitu juga orang tua, mereka mulai lelah dan bahkan ada yang mulai naik darah. Karena merekalah, para orang tua yang lebih banyak mengerjakan tugas anaknya. Apalagi harus berulang kali membeli pulsa untuk mengerjakan tugas dari sekolah. 
 
Banyak keluhan orang tua yang beredar di dunia maya. Mulai dari karena kebanyakan beban tugas yang diberikan guru sampai keluhan tekor pulsa. Ternyata kecanggihan teknologi tidak lagi meringankan beban dan tidak lagi menyenangkan hati mereka. Terlebih lagi mereka sudah membuktikan bahwa kecanggihan teknologi belum bisa menggantikan kehadiran seorang guru. 
 
Di masa pandemi seperti ini semua harus tetap berjalan walaupun tidak sesuai keinginan kita. Semua harus tetap enjoy dalam melaksanakan proses belajar mengajar jarak jauh, baik itu siswa, guru, maupun orang tua agar imunitas tetap terjaga. Tetap bersabar dan semangat menjalani kehidupan di tengah wabah melanda, seraya mendekatkan diri dan berdoa kepada Allah Yang Maha Kuasa agar wabah corona segera sirna. (*)

Catatan:
Tulisan ini disertakan dalam Lomba Artikel Pergumapi 2020. Panitia tidak melakukan penyuntingan, isi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Thanks for reading Pembelajaran Ala Corona | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show comments
Hide comments

2 komentar on Pembelajaran Ala Corona

  1. Semakin termotivasi membaca artikel ini. Kita harus tetap semangat. Semoga pandemi segera berakhir.

    BalasHapus