Asyiknya Menjadi Keluarga Penulis

Oktober 08, 2019
Selasa, 08 Oktober 2019
freepik.com

Oleh Yuyus Robentien

Pergeseran yang Terjadi

Pada era digital ini, paradigma keterampilan berbahasa telah bergeser. Dari keterampilan menyimak/memirsa bergeser menjadi menonton. Dari keterampilan berbicara kritis menjadi mengghiba. Dari keterampilan membaca menjadi mencandui. Dari keterampilan menulis menjadi meng-copy dan paste.

Keterampilan menyimak jelas berbeda dengan menonton. Dalam memirsa suatu tayangan, pemirsa cenderung mendengarkan secara baik dan mencermati setiap gambar yang bergerak. Kemudian pemirsa memahami pesan yang terkandung. Bahkan pemirsa akan mengkritisi isi tayangan berdasarkan kerangka pengetahuan yang dimiliki. Pemirsa juga mencoba mengkitrisi dengan memberikan pemikiran perspektif agar isi tayangan lebih bermakana. Jadi, keterampilan memirsa dapat memacu kemajuan berpikir dan bertindak seseorang, memberikan nilai kemanfaatan, serta membiaskan hikmah bagi orang-orang di sekelilingnya.

Aktivitas menonton lebih mengarah pada hal yang negatif. Cenderung memilih tanyangan yang non-edukatif, sekedar kesenangan, tanpa ada gizi infornasi yang ilmiah. Tayangan hanya sekedar ditonton untuk mecari kesenangan, masuk telinga kanan lalu keluar telinga kiri. Bahkan, menonton hanya didasarkan pada kesenangan dan kepuasan nafsu belaka. Berpengaruh pada pembentukan karakter yang negatif, pemimpi dan malas, bahkan ada yang sampai merusak sekitarnya.

Keterampilan berbicara kritis berbeda dengan mengghiba. Berbicara kritis lebih didasari pada proses anilitis, logis, dan realistis. Sementara mengghiba lebih mengarah pada gosip, rumor, dan fitnah. Dengan berbicara kritis, orang menjadi cerdas dalam bertindak serta memberikan sumbangsih pemikiran positif bagi sekitarnya. Berbicara kritis, sifatnya lebih membangun dan mencerahkan. Sementara mengghiba lebih mengacu pada omong kosong, sia-sia (lughowi), bahkan sampai adu domba.

Adapun kerampilan membaca bergeser pada mencandui. Mencandui bacaan yang tidak ilmiah dan menyesatkan. Membaca atau melihat hal-hal yang merusak moral (maaf, pornografi misalnya). Bahkan sampai melupakan buku-buku pengetahuan, motivasi, atau agama. Hingga pecandu tersesat ke dalam perbuatan maksiat.

Menulis apalagi! Era digital memicu orang hanya untuk copy paste. Bahkan, kegiatan share sana-sini terkadang tanpa diawali dengan membaca cermat serta mencari bukti kebenaran tulisan tersebut. Hasilnya, untuk sebagian besar orang; IT justeru menjadikan orang kian bodoh dan enggan berkreasi. Copy paste aja sudah cukup.

Padahal, ide-ide siapakah yang sudah mereka jiplak? Hal ini akan sangat merugikan orang lain terkait dengan hak cipta seseorang. Hal ini juga akan merugikan diri sendiri. Karena seseorang menjadi mati kreativitasnya, suka menyontek, bahkan ikut-ikutan tanpa memiliki pendirian dan kreativitas sendiri.

Nah, berangkat dari fenomena tersebut; menulis hendaknya menjadi keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh setiap anggota keluarga. Mengapa demikian? Karena menulis itu mencerdaskan, mengandung kejujuran, serta memacu seseorang lebih PD dan eksis.

Sehingga, dalam keluarga Anda tidak hanya berkutat dengan aktivitas nonton TV dari pagi hingga malam. Menonton tayangan-tayangan yang gizinya hanya sekitar 20%. Mestinya, keluarga Anda memiliki keasyikan bersama yang bisa dibangun melalui komitmen bersama. Apa itu? Sama-sama hobby menulis.

Awali dari Kesukaan Membaca

Menulis merupakan keterampilan yang sepenuhnya tidak dipengaruhi faktor bakat dalam mengembangkannya. Ingat! Faktor bakat hanyalah 17% saja yang menjadikan seseorang terampil menulis. Namun, yang 83% keberhasilan seseorang dalam menulis; adalah dari faktor ketekunan dan latihan.

Tunggu apa lagi? Segera jadikan keluarga Anda, keluarga penulis! Anda akan merasakan asyiknya menjadi keluarga penulis.

Mengapa? Menulis adalah media syiar yang bisa menembus ruang, waktu, dan dimensi. Tulisan keluarga kita akan terbaca oleh semua orang, di manapun kita berada (tembus ruang).

Tulisan kita akan dibaca semua orang dari waktu ke waktu (tembus ruang). Bahkan saat kita mati pun, tulisan kita masih dibaca oleh orang lain (tembus dimensi). Hingga, mengalirlah pahala jariyah untuk kita sekeluarga pada sepanjang waktu (dunia dan akhirat).

Nah, apa yang harus dilakukan sebelum anggota keluarga Anda gemar menulis? Awali dengan kesukaan membaca. Membaca bacaan jenis apa saja, fiksi ataupun non fiksi.

Karena dengan membaca, kerangka pengetahuan dan bahan dasar yang digunakan untuk menulis akan menjadi lebih kaya. Kalau bahan dasarnya saja sangat lengkap, maka adonan tulisan yang terbentuk pun pasti berkualitas.

Tulisan yang berkualitas akan memberi manfaat pada banyak orang. Ketika sebuah tulisan banyak memberi manfaat bagi pembaca, si penulis akan merasa senang dan puas. Dengan demikian, penulis akan terpacu untuk berkarya dan berkarya lagi.

Tips Menjadikan Keluarga Anda, Para Penulis

Menulis dari Pengalaman Sederhana

Ajaklah keluarga Anda menulis dari pengalaman yang sederhana terlebih dahulu. Dengan kegiatan menulis yang terasa ringan, menjadikan seseorang ingin berkarya lagi. Kemudian karya ditingkatkan kualitasnya. Karya diperjelas lagi segmen pembacanya.

Begitu bertahap. Menulis dari hal yang sederhana menjadi komplek. Menulis dari cerita mini, cerita pendek, hingga novel. Menulis dari artikel berupa tips sederhana, artikel motivasi, hingga buku-buku populer dan ilmiah.

Jadikan IT Sahabat Kreatif

IT merupakan dua mata pisau yang berbahaya. Berapa banyak anggota keluarga menjadi pencandu pornografi yang diakibatkan IT? Berapa banyak anggota keluarga yang menjadi game mania gara-gara tidak cerdas dalam menggunakan IT?

Namun, cukup banyak keluarga yang sukses karena faktor kecanggihan IT. Untuk itu, jadikan IT sahabat kreatif. Jadikan IT sebagai media peningkatan kualitas diri.

Ajak anggota keluarga bertamasya bersama IT. Dengan mencari info dan menjadi siswa di kelas-kelas menulis on line. Dengan membaca berbagai tips menjadi penulis yang sukses. Juga dengan mencari info-info lomba kepenulisan yang bisa diikuti.

IT bisa dimanfaatkan untuk mengirim naska-naskah tulisan via e-mail. IT bisa digunakan untuk mempromosikan karya anggota keluarga yang sudah lolos terbit, misalnya. IT juga bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan buku-buku bermutu dan memperkaya khasanah pengetahuan keluarga.

Buatlah Pojok Inspirasi di Rumah atau Taman

Sisakan satu tempat, sudut ruangan atau sudut taman di rumah Anda! Beri nama tempat tersebut  “Pojok Inspirasi”! Khusus yang berada di taman, ada bagusnya bila tempat tersebut didirikan gazebo. Agar tempat tersebut tetap bisa dimanfaatkan, meski hari hujan.

Apa fungsi Pojok Inspirasi? Saat senggang, tempat tersebut bisa dijadikan tempat baca ataupun tempat berkarya secara bersama-sama. Saling fokus dan berpacu. Bisa saling  share sesaat bila ada ide-ide yang macet agar bisa segera cair kembali.

Tempat tersebut bisa dilengkapi dengan laptop masing-masing anggota keluarga, buku-buku, printer dan kertas, ATK, wifi, makanan ringan, dispenser, berbagai minuman seduh, dan sebagainya. Tambahkan juga vas lengkap dengan bunganya, bunga-bunga hidup akan terasa lebih alami dan menyejukkan.

Bila cuaca di daerah Anda panas, AC atau kipas angina  juga akan menambah suasana nyaman saat berinspirasi bersama keluarga. Tempelkan di dinding slogan-slogan yang memotivasi. Akan lebih lengkap bila Pojok Inspirasi ini digabung dengan Galeri Karya Bersama.

Buatlah Galeri Karya Bersama

Meski tulisan anak Anda masih dalam taraf dimuat di majalah sekolah. Gunting karya tersebut, pigora dan pajanglah. Hal ini akan memberikan kebanggaan tersendiri bagi si anak. Hal ini akan memicu anak untuk berkarya dan berkarya lagi.

Print out makalah-makalah dari tugas sekolah mereka. Jilidkan yang rapi. Gunakan sampul lazer, seolah-olah seperti cetakan asli dari penerbit. Hal ini pun akan menjadikan anak semakin bangga dengan karyanya.

Begitu juga dengan karya orang tua, ayah dan ibu, pajanglah semua karya anggota keluarga di sebuah tempat. Berilah nama tempat tersebut “Galeri Karya Bersama”, misalnya. Di tempat itulah, masing-amsing anggota keluarga bisa saling membaca karya-karya yang ada. Bisa saling mengkritisi dan mengispirasi.

Selamat berkarya bersama-sama. Jadikan keluarga Anda, keluarga penulis! Penebar syiar, pemberi pencerahan, dan penggugah motivasi. Pembawa dan pelanjut risalah kebenaran. Serta menjadi keluarga yang peduli dalam mengusung perubahan umat ke arah yang lebih baik.

Salam semangat dalam berkarya bersama!

Yuyus Robentien adalah anggota Pergumapi, Pimpinan Redaksi Matsa-Gemilang, dan Guru di MTsN 1 Kota Malang

Thanks for reading Asyiknya Menjadi Keluarga Penulis | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show comments
Hide comments

2 komentar on Asyiknya Menjadi Keluarga Penulis