Puisi: Rentetan Rentenir

Juni 23, 2018
Sabtu, 23 Juni 2018
Rohmat Bekti Nugroho

Pagi-pagi buta, dia sudah terhempas entah kemana
Siang pun tak ada suara
Pintu rumah terkunci degan rapatnya
Pak Tua tak berani keluar dari peraduannya

Setahun lalu, ia terjebak bujuk rayu pembantu sebelah rumah
yang katanya mau dinikah
tapi ternyata itu hanya sumpah
yang tak pernah terjamah

Kalung emas tiga puluh gram
cincin berlian sudah digenggam
dia hanya bungkam
tatkala diberondong pertanyaan yang menghantam

Tak banyak timbang
tanpa bimbang
suatu siang
tatkala rentenir itu datang

Di benaknya hanya asmara
dan hasrat yang menggelora
untuk dapat pujaan hatinya
berlabuh saat usia senja

Namun apa daya
ketika harapan telah sirna
wanita itu pergi darinya
hancurkan mimpi yang didamba

Pak Tua tak lagi berjaya
hasil panennya gagal mendera
kebun buahnya tak tunjukkan hasilnya
dia pasrah tanpa daya

Rentenir datang membombardir
buatnya jadi sangat kikir
dia tak mau tersingkir
apalagi terjungkir

Pak Tua menyerahlah saja
jual sawah dan tanah yang ada
tunai sudah jandi semula
dan kau akan tenang setelahnya

Rohmat Bekti Nugroho adalah anggota Perkumpulan Guru Madrasah Penulis (Pergumapi). Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta ini juga merupakan guru bahasa Inggris MTs Negeri 4 Gunungkidul. Selain menulis puisi, Rohmat juga menulis ceritan pendek.

Thanks for reading Puisi: Rentetan Rentenir | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show comments
Hide comments

0 komentar on Puisi: Rentetan Rentenir

Posting Komentar