Penerapan Pembelajaran Abad 21

Mei 06, 2019
Senin, 06 Mei 2019

Oleh Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.

ABAD 21 merupakan tonggak di mana kemajuan teknologi dan informasi berkembang sangat cepat. Pengaruh kemajuan ini berdampak pada berbagai sendi kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Pada abad 21 juga ditandai dengan lahirnya suatu zaman yang dinamakan era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan penggunaaan kecanggihan teknologi terutama komputer dan internet dalam berbagai  aktivitas kehidupan.

Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat tidak bisa dibantah oleh semua pihak. Oleh karena itu perubahan peradaban seiring perkembangan teknologi akan terus berlangsung. Hal ini membuat berbagai pihak termasuk guru harus mempersiapkan diri agar bisa mengimbangi perubahan yang terjadi sangat cepat ini. Bidang pendidikan tidak luput dari dampak kemajuan teknologi dan informasi ini sehingga guru sebagai orang yang keseharian bergelut dengan dunia pendidikan dan bersentuhan langsung dengan peserta didik di sekolah/madrasah harus bisa mengubah gaya mengajarnya yang disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan tuntutan abad 21.

Guru harus memahami karakteristik pembelajaran abad 21 agar bisa menyiapkan peserta didiknya untuk bisa bersaing dengan orang lain yang sudah masuk pada tahap global. Persaingan yang terjadi di abad 21 cakupannya sudah sangat luas hingga internasional. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi dan komunikasi yang tak mengenal ruang dan waktu. Oleh karena itu guru harus membekali diri dengan kemampuan untuk menguasai teknologi dan informasi sebagai upaya untuk mengimbangi masuknya peralatan teknologi yang digunakan dalam kegiatan proses pembelajaran.

Untuk bisa lolos bersaing dengan orang lain di tingkat global, seorang peserta didik harus dibekali kecakapan yang dibutuhkan pada abad 21. Kecakapan tersebut antara lain berpikir kritis dan pemecahan masalah; kreativitas dan inovasi; komunikasi dan kolaborasi atau sering dikenal dengan istilah 4C (critical thinking and problem solving, creativity and innovation, communication, dan collaboration).

Berpikir kritis dan pemecahan masalah artinya peserta didik harus mampu menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dengan kritis, tidak menerima begitu saja informasi yang mereka dapatkan, dan harus mampu mengimplentasikan ilmu pengetahuannya untuk kepentingan kemanusiaan. Selain itu, peserta didik dilatih untuk bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran sebagai bekal untuk menyelesaikan masalah yang akan mereka rasakan dalam kehidupan nyata. Dalam proses pembelajaran, guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir kritis dan tidak takut kalau ada peserta didik yang bertanya tentang segala macam, guru harus berupaya untuk merangsang peserta didik agar mengeluarkan pendapatnya sesuai dengan permasalahan yang sedang di bahas agar peserta didik bisa mengekplorasi kemampuan seluas-luasnya sehingga peserta didik pada akhirnya bisa menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapinya.

Kreatif dan inovatif artinya peserta didik harus mampu mengembangkan gagasan-gagasannya dan menyampaikannya kepada orang lain kemudian dapat mengimplentasikan gagasannya menjadi suatu produk nyata yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnnya. Dalam proses pembelajaran, guru harus memberikan ruang yang cukup bagi peserta didik untuk menampilkan kreativitasnya sesuai dengan gagasan dan kemampuan yang mereka miliki, guru harus menghargai sekecil apapun gagasan yang dikeluarkan oleh peserta didik untuk meningkatkan kepercayaan dirinya dalam melakukan inovasi terhadap sesuatu.

Komunikatif artinya peserta didik harus mampu mengomunikasikan pengetahuannya dengan berbagai cara, baik lisan maupun tulisan dalam berbagai forum dengan menggunakan berbagai media terutama media yang berbasis teknologi. Dalam proses pembelajaran, guru harus bisa mengarahkan agar peserta didik mampu menguasai berbagai media berbasis teknologi untuk melakukan komunikasi dengan orang lain untuk memenuhi tantangan abad 21 yang komunikasinya sudah lintas Negara.

Kolaboratif artinya peserta didik harus mampu bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, belajar kepemimpinan, menghargai orang lain, mampu menerima perbedaan dan saling menutupi kekurangan satu dengan yang lainnya. Dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran berkelompok atau diskusi bisa melatih peserta didik untuk bekerjasama dengan yang lain, melatih kemandirian dan belajar bertanggungjawab atas tugas yang diberikan.

Dalam menghadapi tantang pembelajaran abad 21 guru harus mempersiapkan diri dengan cara antara lain:

1. Menjadi manusia pembelajar, guru dituntut untuk bisa mengimbangi perubahan zaman yang begitu cepat dengan terus mempelajari apa yang di butuhkan, guru harus rajin berdiskusi membaca buku dan berkonsultasi kepada ahli agar bisa mendampingi peserta didik dengan optimal ketika melaksanakan proses pembelajaran.

2. Menguasai teknologi, abad 21 merupakan zaman yang tidak bisa dilepaskan dari teknologi termasuk dunia pendidikan yang sudah pasti guru ada di dalamnya. Menguasai teknologi mutlak harus di lakukan oleh guru sebab media pembelajaran sudah menggunakan teknologi, jadi apabila guru tidak menguasai teknologi maka bagaimana mungkin dia bisa menyampaikan materi dan mengarahkan peserta didiknya dalam proses pembelajaran.

3. Kreatif dan inovatif, dalam pembelajaran abad 21 peserta didik diarahkan untuk kreatif dan inovatif, jika gurunya tidak kreatif dan inovatif maka peserta didiknya pun akan sama, karena peserta didik yang kreatif lahir dari guru yang kreatif juga.

4. Pembelajaran berpusat pada peserta didik, guru harus mampu mengkondisikan peserta didik untuk aktif di dalam kelas dan tidak hanya bergantung pada guru dalam memanfaatkan sumber belajar, mereka harus bisa menggali informasi secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai media yang ada, sedangkan posisi guru di sana adalah sebagai fasilitator yang membimbing dan menemani peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu guru harus mampu berkolaborasi dengan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru juga harus pandai mendesain kelas agar memperhatikan minat dan bakat peserta didik untuk memberikan semangat dan percaya diri peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran

5. Reflektif, perubahan yang sangat cepat menuntut guru untuk pandai mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakannya, sehingga guru bisa menyusun strategi untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan suasana yang berbeda dan tidak monoton yang membuat peserta didik tetap tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Salah satu karakteristik pembelajaran abad 21 adalah dengan cara pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran. Guru dan peserta didik dituntut untuk menguasai TIK sebagai alat bantu untuk memudahkan proses pembelajaran, saat ini peralatan TIK bukan lagi materi yang harus dipelajari secara khusus di sekolah/madrasah, namun TIK merupakan alat yang digunakan dalam mempelajari suatu materi.

Dalam pembelajaran yang berbasis TIK, guru dan peserta didik harus berbagi peran agar proses pembelajaran berjalan dengan optimal. Peran guru tidak lagi mendominasi dalam kegiatan proses pembelajaran, guru hanya berperan sebagai fasilitator, mentor, kolaborator atau sebagai teman peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik dituntut untuk mencari dan menggali sendiri pengetahuan yang harus mereka kuasai dengan arahan dan bimbingan guru melalui fasilitas TIK yang digunakan.

Tugas utama guru dalam pembelajaran abad 21 adalah sebagai fasilitator yang dituntut untuk bisa mempersiapkan bahan pembelajaran dengan baik yang sesuai dengan tuntutan abad 21 yaitu pembelajaran berbasis TIK. Dengan penggunaan teknologi peserta didik dapat dengan mudah mengakses informasi yang mereka dapat dari internet, oleh karena itu dalam proses pembelajaran harus dimasukan unsur berpikir tingkat tinggi Higher Order Thinking (HOT) untuk mengeksplorasi kemampuan peserta didik tentang materi yang sedang dibahas.

Pembelelajaran yang mengintegrasikan TIK dan memasukan unsur HOT memerlukan strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi. Model pembelajaran yang berbasis proyek (Project Base Learning) atau Inquiry Base Learning dan model pembelajaran lain yang dapat mengaktifkan peserta didik bisa digunakan dalam proses pembelajaran tersebut, sehingga guru dituntut untuk menguasai model-model pembelajaran yang membuat peserta didik menjadi pusat pembelajaran.

Dalam pembelajaran abad 21, tidak hanya peserta didik yang dituntut untuk menjadi manusia pembelajar, namun guru juga harus bersama-sama menjadi manusia pembelajar, sebab kehidupan abad 21 bergerak sangat cepat, sehingga memungkinkan guru dan peserta didik bersaing dalam penguasan informasi. Bisa jadi guru akan kalah oleh peserta didik dalam memperoleh informasi, kelebihan seorang guru adalah bahwa guru di sekolah/madrasah merupakan manusia dewasa yang semestinya bisa memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik yang usianya relatif masih muda, sehingga dampak negatif dari derasnya informasi yang diterima oleh peserta didik bisa diminimalkan. (*)

Agus Nana Nuryana adalah Guru Matematika di MTs Cijangkar Ciawi dan Pembina ekskul Jurnalistik MTs Cijangkar, blog bisa dikunjungi http://www.jurnalistikmtscijangkar.blogspot.com.

Thanks for reading Penerapan Pembelajaran Abad 21 | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show comments
Hide comments

0 komentar on Penerapan Pembelajaran Abad 21

Posting Komentar