Diary Syafa: Terampil Memaafkan

Mei 01, 2018
Selasa, 01 Mei 2018
Consciouslifenews.com
Oleh Syafa'atul Maulida
Sekretaris Bidang Penerbitan Pergumapi

Minggu, 4 Maret 2018

Ih, sebelnya kalau ada orang nyakitin hati kita. Lihat orangnya aja gimana gitu ya ....

Eh, eh... tapi coba deh untuk memaafkan orang tersebut. Ya, memang sih terdengar mudah dikatakan, tapi pada dasarnya sulit dipraktikkan. Namun, apa salahnya sih memaafkan, dijamin deh pasti hati lebih lega dan plong rasanya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memaafkan adalah memberi ampunan atas kesalahan, tidak menganggap salah. Berdasarkan makna tersebut, maka kita pahami bahwa memaafkan adalah sebuah bentuk penerimaan hati untuk menjadikan kesalahan seolah tidak pernah terjadi

Saat kita sulit untuk memaafkan, maka hal itu akan menghambat  terciptanya percaya diri konsisten dalam diri kita sendiri. Karena ketika kita mengatakan kesalahan, maka dampak negatif yang diakibatkan oleh orang lain merasuk ke dalam diri kita dan yang timbul adalah rasa kecewa, sedih, dan semua emosi negatif yang menimbulkan sakit luka dan derita, serta akan merasa terhambat dan menghambat dirinya sendiri untuk membebaskan hati dan pikiran untuk melakukan hal besar dalam hidup kita. Kalau kita tidak bisa memaafkan berarti kita rugi, tetapi jika saya memafkan maka saya beruntung dan menjadi pribadi positif.

Jika kita memahami esensi memaafkan, maka kita akan mengetahui pentingnya memaafkan untuk menjadi pribadi pemaaf. Memaafkan berarti penerimaan hati atas segala bentuk kesalahan. Memaafkan adalah tentang usaha kita untuk berdamai dari segala sakit dan luka. Memaafkan adalah tentang usaha kita untuk berdamai diri kita sendiri. Memaafkan adalah tentang usaha kita menjadikan hidup kita penuh kedamaian.

Memaafkan itu bukan untuk orang lain yang melukai kita, bukan untuk menerima kesalahan yang mereka perbuat dan kemudian memakluminya, bukan pula tentang berkorban perasaan untuk kemudian menerima kesalahan yang orang lain perbuat. Namun, memaafkan adalah untuk keuntungan diri kita sendiri

Memaafkan adalah puncak kedamaian manusia. Memaafkan menjadikan kita manusia bebas, manusia yang merdeka sebenernya. Karena memaafkan adalah langkah untuk menghentikan perbuatan orang lain atau hal apapun yang melukaimu, menghancurkan diri kita. Jangan diempet lo ya kalau punya amarah, nanti amarahnya meledak lo... tahan amarahnya, baca istighfar sebanyak-banyaknya, dan maafkan kesalahan orang lain.

Tahukah Anda yang lebih banyak mempraktikkan tentang memaafkan adalah orang barat yang percaya pada energi positif ini, artis-artis, tapi mereka hanya mendapatkan duniawi saja, karena memaafkan adalah sunnatullah. Paksalah diri anda untuk berbuat kebaikan dan memaafkan, untuk melebarkan masa depan menjadi pribadi yang positif dan mendapatkan kemenangan terbaik karena berhasil menaklukkan musuh terbesar manusia, musuh yang membelenggu hidupnya yang bernama “emosi negatif”.

Sering dengar pepatah mengatakan, “semakin tinggi pohon, semakin kencang pula angin yang menerpanya?” Sering sekali, ya... Karena ini hubungannya adalah dengan keterampilan memaafkan. Nah lo... kok bisa? Begini ceritanya, orang yang sukses adalah orang yang menjalani hidupnya dengan penuh rintangan tetapi dia memiliki keterampilan memaafkan agar tidak dialangi rasa trauma dan luka masa lalu yang menghambat. Lalu apa lagi yang perlu dipikirkan untuk mengobati luka, jawabannya hanya satu, yakni memaafkan.

Coba deh membuat lis orang-orang yang menyakiti kita, dan jangan lupa melibatkan Allah dalam hal memaafkannya. Lalu coret nama orang yang sudah kita maafkan. Iya sih, awalnya memang berat. Tapi kalau kita tulus dan mau melakukannya berulang-ulang setiap hari seperti kita melaksanakan sholat, insyaallah pelan-pelan kebekuan itu akan mencair.

Ketika seseorang memafkan, maka Allah sangat bahagia. Bahagianya Allah melebihi seorang musafir yang kehilangan perbekalannnya dan kemudian menemukan kembali perbekalannya. Memaafkan adalah perintah Allah yang sangat dianjurkan, orang bertaqwa wajib memafkan.

1. Q.S. As-Syuura: 40 dan 43

40. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan
berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.

43. Tapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.

2. Q.S. At-Taghubun: 14

"Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

3. Q.S. Ali Imran: 133-134

133. Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

134. (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan

4. Q.S. An-Nuur (24): 22

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,

5. Q.S. Al-A’raaf (7): 199

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.

Allah saja Maha Memaafkan, kenapa kita makhluknya susah untuk memaafkan kesalahan orang lain. Yakinlah bahwa manusia diciptakan dan dilahirkan sesuai dengan fitrahnya, fitrah sebagai manusia yang positif, yang memiliki seluruh sifat baik termasuk memaafkan. Jangan lupa berdoa kepada Allah agar kita bisa terus memaafkan dan terampil memaafkan, sehingga kita menjadi pribadi pemaaf untuk menghantarkan kita semakin percaya diri dan untuk menghebatkan diri. (*)

Thanks for reading Diary Syafa: Terampil Memaafkan | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show comments
Hide comments

0 komentar on Diary Syafa: Terampil Memaafkan

Posting Komentar